Lunturnya Budaya Gotong Royong Dalam Masyarakat

Pembuka

        Arus globalisasi saat ini menimbulkan pengaruh terhadap perkembangan budaya bangsa indonesia. Derasnya arus informasi dan telekomunikasi ternyata menimbulkan sebuah kecendrungan yang mengarah terhadap memudarnya nilai perlestarian budaya. Dahulu bangsa indonesia terkenal sebagai bangsa yang memiliki budaya adiluhung budaya dimasyarakat yang sangat dbanggakan adalah budaya gotong royong. Para leluhur dahulu sudah mewariskan semangat kegotongroyongan semangat yang enjadi warisan sangat berharga bagi generasi penerus bangsa sebagai salah satu sarana pemersatu bangsa. Tapi sepertinya saat ini semangat gotong royong mulai hilang, luntur bersama perkembangan jaman. Di beberapa desa bahkan secara nyata uang menjadi perusak semangat gotong royong. Padahal indonesia merdeka karena adanya semangat gotong royong, kebersamaan dan bahu membahu menjadi kunci keberhasilan indonesia merdeka.

Isi
Studi Kasus
            Gotong royong adalah bekerja bersama sama untuk mencapai hadil yang diinginkan. Istilah gotong-royong ini merupakan istilah asli indonesia. Gotong royong berasal dari “Gotong” yang artinya bekerja dan “Royong” yang artinya bersama-sama.

Berikut ini alasan mengapa gotong royong sudah mulai pudar :

1. Malas
Alasan ini merupakan alasan klasik, namun alasan inilah yang sering muncul di masyarakat. Rasa malas adalah perasaan yang dimiliki oleh hampir semua orang, oleh sebab itu saat orang merasa malas maka apapun kegiatannya dia merasa enggan untuk berperan aktif, tak terkecuali saat ada kegiatan gotong royong.

2. Kesibukan

Tak sedikit orang yang disibukkan dengan pekerjaan mereka, sehingga hampir tak ada waktu untuk kegiatan-kegitan yang bersifat sosial kemasyarakatan. Bahkan, ada orang yang rela mengeluarkan uang untuk membayar orang lain untuk mewakili mereka saat ada gotong royong.

3. Kecemburuan Sosial

Sering adanya bantuan langsung dari pemerintah membuat permasalahan tersendiri di masyarakat, hal ini tak lepas dari pembagian bantuan yang terkadang tidak tepat sasaran. Bahkan, berkembang asumsi di masyarakat terkait bantuan yang seharusnya dibagi rata. Nah, kecemburuan dan rasa iri inilah yang terkadang membuat orang jadi enggan untuk melakukan kegiatan seperti gotong royong.

4. Pemahaman Keliru Soal Bantuan

Bantuan untuk pembangunan dari pemerintah membuat orang terkadang keliru dalam memahami, banyak asumsi bahwa tak perlu ada gotong royong bila sudah ada bantuan dari pemerintah, karena tenaga kerja sudah di bayar dengan dana bantuan. Memang tak sepenuhnya keliru, namun ada kalanya bantuan juga butuh swadaya dari masyarakat, karena ada juga bantuan yang sifatnya stimulan dan butuh partisipasi dari masyarakat. Dengan banyaknya bantuan yang turun di masyarakat sehingga tak sedikit masyarakat yang akhirnya "ketergantungan" pada bantuan.

5. Kurang Bersosialisasi/ Egois

Ego orang yang besar terkadang membuat orang menjadi kurang bersosialisasi, enggan berbaur dan acuh tak acuh terhadap kegiatan-kegiatan kemasyarakatan



Penutup

Kesimpulan

            Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa kita harus menjaga budaya yang sudah ada / telah diwariskan ole leluhur kita karna budaya budaya tersebut memiliki pengaruh yang baik dalam masyarakat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Teori Geosentris

Aplikasi Digital Cinema Berbasis Desktop : Auto Desk Maya

Implikasi dan Dampak Digital Cinema di Masyarakat