PENGARUH ERA GLOBALISASI TERHADAP PEMUDA DAN BUDAYA BANGSA
PENGARUH ERA GLOBALISASI
TERHADAP PEMUDA DAN BUDAYA BANGSA
Pemuda adalah seorang yang sedang mengalami perubahan
dari masa remaja menuju masa dewasa. Bagi suatu bangsa, pemuda itu merupakan
masa depan bagi bangsa itu sendiri karena pemudalah yang akan menentukan nasib
suatu bangsa di hari nanti. Namun seiring berkembangnya zaman atau bisa
dikatakan sebagai era globalisasi, sikap para pemuda terhadap budaya bangsanya
sekarang mulai terkikis karena tidak dapat mengelak dari arus globalisasi. Salah
satu masalah utamanya adalah krisis identitas kebangsaan. Saat ini budaya asing
telah menjangkiti para anak-anak bangsa dan budaya lokalpun mulai terlupakan.
Apakah kalian mengetahui budaya lokal apa yang ada didaerah kalian? pasti
diantara kita ada yang merasa lupa atau bahkan tidak tahu sama sekali, padahal
budaya-budaya yang ada di negri kita ini memiliki banyak makna tersirat dan
pesan-pesan moral yang terkandung didalamnya.
Globalisasi adalah proses penyebaran unsur-unsur baru
khususnya yang menyangkut informasi secara mendunia melalui media cetak dan
elektronik.
Globalisasi pada hakikatnya
adalah suatu proses dari gagasan yang dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk
diikuti oleh bangsa lain yang akhirnya sampai pada suatu titik kesepakatan
bersama dan menjadi pedoman bersama bagi bangsa- bangsa di seluruh dunia.
Bangsa Indonesia sendiri tidak mungkin mengelak dari era globalisasi apabila
bangsa tidak mengikuti perubahan yang ada maka bangsa Indonesia sendiri akan tertinggal
dari negara-negara lain. Oleh karena itu, yang bisa kita lakukan hanyalah
meminimalisir dampak-dampak negatif dari era globalisasi tersebut. Namun pemuda
pada gernerasi sekarang ini lebih akrab dengan budaya kebarat baratan. Di
Indonesia dampak dari globalisasi sudah sangat bisa dirasakan dimana mana terlebih
lagi dalam masyarakat perkotaan. Masyarakat kota cenderung lebih merasakan
dampak dari era globalisasi dibanding masyarakat desa. Masyarakat desa masih
belum merasakan efek yang begitu kuat dari era globalisasi karena minimnya
fasilitas yang ada disana seperti masih kurang mendapatkan pasokan listrik yang
memadai, mata pencaharian yang tidak terlalu bergantung dengan barang
elektronik dan cenderung bekerja pada bidang pertanian dan perkebunan. Berbeda
dengan masyarakat kota yang setiap harinya pasti memerlukan alat elektronik
untuk melakukan aktifitas seperti bekerja. Era globalisasi juga berdampak pada
perilaku manusia. Selain masalah diatas kita juga sedang mengalami masa dimana
tekhnologi dapat mengendalikan manusia. Banyak diantara kita pasti telah mempunyai
smartphone yang bertujuan agar dapat mudah menjalin komunikasi dengan
teman/orang tua kita. Namun penggunaan smartphone pada saat ini sudah cukup
menghawatirkan. Di zaman ini pada saat kita melakukan pertemuan atau berkumpul
dengan teman kita cenderung lebih fokus dengan smarthphone kita ketimbang
bersosialisasi dengan teman kita. Berbeda dengan generasi pemuda era dimana
belum terdapat alat elektronik yang canggih seperti smarth phone. Mereka yang
belum mengenal smarthphone dapat lebih bersosialisai dan lebih merasakan rasa
kebersamaan pada saat berkumpul. Pemuda saat ini lebih memilih tontonan yang berbau
adegan kebarat baratan, kita pasti tau fillm film seperti iron man, spiderman
,batma, superman dan masih banyak lagi sedangkan kita tidak terlalu akrab atau bahkan tidak tahu
kebudayaannya seperti festival wayang, cerita-cerita rakyat dll. Banyak dari
kita suka dengan film-film barat karena isi ceritanya lebih seru dan menantang
namun secara perlahan budaya lokal kita semakin memudar. Kita menganggap kalau
tontonan / cerita-cerita budaya yang kita punya terkesan kuno dan membosankan
padahal dalam isi ceritanya mengandung banyak manfaat. Di era globalisasi ini
makanan-makanan dari negri barat sangatlah mudah masuk ke Indonesia. Siapa
diantara kita yang tidak suka akan makanan “junk food” atau makanan cepat saji
? ya selain rasanya lezat junk food juga bisa didapatkan dengan mudah oleh
masyarakat modern. Para pemuda sekarang banyak yang menyukai makanan-makanan
tersebut dan bangga bila mereka telah melakukannya, sebaliknya mereka akan malu
bila mereka memakan makanan asli indonesia. Banyak diantara kita yang
merendahkan makanan asal indonesia namun sebaliknya turis-turis asing yang
datang ke Indonesia menganggap kalau makanan kita itu memiliki cita rasa yang
unik dan mereka mempromosikan makanan asal Indonesia di negara asalnya. Kita
harus malu pada diri kita, disaat bangsa kita mencela apa yang kita punya namun
bangsa luar menyukainya. Kemudian dalam berpakaian, di era globalisasi ini meniru
gaya pakaian dari artis luar memang menjadi lifestyle di zaman sekarang. Banyak
pakaian-pakaian yang modelnya memperlihatkan bentuk tubuh orang tersebut, jelas
itu bertentangan dengan budaya kita yang mencerminkan kesopanan dalam
berpakaian.Tetapi disatu sisi masih banyak dari kita yang enggan memakai
pakaian dari negara kita dan justru malu untuk menampilkannya.
Untuk dapat mempertahankan kebudayaan kita ditengah
kencangnya arus globalisasi memanglah tidak mudah. Pemuda-pemuda sekarang yang
mengalami era globalisasi memang tidak dapat dihindarkan melainkan akan
berdampak buruk bila para pemuda menghindarinya. Yang bisa dilakukan adalah
lebih menumbuhkan rasa nasionalisme terhadap bangsa dan negara Indonesia, lebih
bisa menghargai apa yang telah kita punya, jangan sampai kebudayaan-kebudayaan
kita direbut oleh negara asing karena kita tidak menghargainya, juga kita harus
lebih bisa menyaring dari masuknya pengaruh barat ke Indonesia. Kita sebagai
pemuda harus bisa membedakan mana yang positif dan mana yang negatif. Bila
tidak maka budaya bangsa kita akan hancur seiring berjalannya waktu.
Komentar
Posting Komentar